PUISI SINGKAT "KISAH SEMALAM SAMPAI KIDUNG LURUH SUKMA"
Judul : Kisah Semalam
Engkau mengajakku
Menyanyikan lagu rindu
Untuk meracik temu
Pada hati yang risau
Terdayuh
Engkau ingin bercerita
Tentang sebuah kisah dalam dunia dongeng
Putri salju yang cantik
Dan aku yang ambruk
Dalam lamunan penuh kelam
Engkau ingin bercerita
Kisahkan kembali luka yang hampir sembuh
Tepiskan sarayu yang merayu
Dewi malam yang temaram
Egois yang membatu
Engkau ingin bercerita
Tentang seorang gadis
Yang daksanya ayu
Bermandikan puisi
Mengenakan diksi yang rucita
Dan aku
Yang engkau temui semalam
Lihatlah, kan kutulis sebuah puisi
Mengisahkan pertemuan itu
Dan itu sungguh sebuah musibah
Karya : Cahyo AS
Judul : Lentera Kasih
Nyanyian kasih yang kau lantunkan
Kepada anak dan tambatan hatimu
Laksana secercah cahaya lentera
Menembus gulita dan samar dunia
Kadang kau kesampingkan akumu
Demi anak sang penghuni masa depan
Agar tak buta tuli mata telinga
Di kala menatap kenyataan hidup
Oh, Ibu nyanyian kasih yang kau suguhkan
Adalah wujud seluruh pengorbananmu
Nyanyian kasihmu takkan sumbang
Meski harus rela kau dera derita
Di mataku engkaulah mahaguru
Dari semua yang pernah mengajariku
Tentang makna hidup serta kehidupan
Yang tak terukur oleh apapun jua
Oh, Ibu ...
Karya : Hari Untoro Dradjat
Judul : Nada, Irama dan Melodi
Seruling bambu
Suara alunan merdu
Bunyi nyanyian suara kalbu
Hembusan angin buluh perindu.
Tiupan berbunyi nyaring
Dengarkanlah suara rintihan
Keluhan dari kedalamam batin
Siraman air pegunungan jatuh di pancuran.
Ritme suara alam
Ditangkap oleh kearifan
Kerinduan akan kedamaian
Kelembutan ilham penuh keindahan.
Kerinduan di hati
Rintihan dalam sanubari
Keluhan rasa ingin bertemu
Pertemuan nada dan melodi.
Nada, irama dan melodi
Harmoni keselarasan bunyi
Seruling bambu memecah sunyi
Rindu siraman alunan suara rohani.
Karya : Pena
Judul : Melukis pagi
Sang pagi aku lukisnya seperti jelita,
Karena dia begitu indah.
Pagi juga aku abadikan menjadi puisi agar aku bisa membacanya
lagi dan lagi..
Wahai pagi
kau bernyanyi dengan kicauan burung-burung seriti,
Suaramu terdengar merdu hingga membuat hasratku ingin selalu bersamamu.
Dan
dentingan gemerici air itu bagai engkau sedang,
Dentingkan lagu-lagu cinta untukku.
Karya : Ismu Terisno
Judul : duka rahwana
malam hening perlahan berubah menjadi aurah bengis
setelah datang kabar duka
purnama urung di ganti badai dengan petir menyambar nyambar
memerah melotot mataku
tanduk tumbuh di kepala
darah berkelucur tangis
lisan mengangah dengan taring menjumbul
juga kuku tumbu memanjang menjadi bilah cakar
aku adalah rahwana dengan hati terengah engah dengan aurah bengis
tentang kabar kepergian sita kembali ke rama
ohh sita
aku adalah raksasa bengis
sedikit pun raga mu tak ternodai oleh tanganku di alengka
simpuh kepada sang puja
hanya untuk sang mendiang pertapa jelita
ohh sita
kau adalah engkarnasi titisan sang dewi setyawati
dan aku adalah raksasa bengis yang terbakar api cinta
sumpah ku kepada mu tentang sebuah rasa yang kala itu kujalin dengan mendiang pertapa jelita membuatku bengis dan berduka
dikala sekarat nyawa ku aku berdoa semoga kecewa ku dapat bertemu dengan mu sang puja pertapa jelita di soawrgaloka
Karya : Riezwal Adja
Judul : Deru Luka Ditengah Desir Ombak
Temani aku sejenak duduk
Dalam diam kepala tertunduk
Bukan menghitung butir pasir
Hanya mendengar bunyi berdesir
Ombak yang ingin menyapa
Samarkan deru luka menerpa
Tepat ditepi sebuah pantai
Dimana kepedihan menjuntai
Lalu wajah menengadah
Sebelum senja pun ikut punah
Meminjam jingga sebagai warna
Penutup kelam jiwa yang sempurna
Namun belum redam riuh pilu
Masih perih bak terajam sembilu
Merasakan angin mengiris
Tetapi hati tak ingin menangis
Hanya perlu melepas kekang
Dan segera menghempas lekang
Bebaslah diri dari kenangan
Tak usahlah menderai linangan
Karya : Nora
Judul : Rayuan Pujangga
Rayuanmu bak mantra
Menghipnotis & getarkan gemuruh cinta
Menyulang indah madu asmara
Guncangkan rasa di semesta jiwa
Rayuanmu sungguh begitu menggoda
Merasuk hingga ke sukma
Terangkai dalam bait syair pujangga
Tersemat kata-kata cinta
Romansa dalam seribu puja
Manis terdengar di balik rangkaian kata
Tawarkan candu untuk merasakannya
Hingga terbuai apa daya
Luruh hati dalam dekap cinta
Biaskan cahaya keindahan yang meraja
Agar cinta tak berkelana pergi
Mengikat rayu yang menyanubari
Karya : Iqbal Ardi
Judul : Dalam Diam
Teruntuk perempuan yg ku cinta dalam diam
Bertemu kala beradu mata
Pindahkan rasa ke fantasi surga di atas awan
Lupa akan syariat di tetapkan Sang kuasa
Perempuan yg ku cinta dalam bisu
Sayang menatap matamu haram bagiku
Rasa ini ku yakin bukan nafsu
Dan ku yakin rasa ini tak kan mudah berlalu
Meski pelukku tak kan menjamah mu
Takkan menguatkan mu takkan menenangkanmu
aku akan tetap mencintaimu
Perempuan yg ku cinta dalam diam
Karya : Ristyowulan
Judul : Secawan Kopi
Secawan kopi yang nikmat
Itu perpaduan antara kopi dan gula...
Di tambah panasnya air yang mendidih..
Serta suasana yang santai
Juga hangatnya waktu
Secawan kopi
Yang nikmat itu...
Perpaduan antara pahit dan manis
Serta panas..
Kau tunggu biar menghangat
Dan berbaur dengan suasana
Dan waktu yang santai.
Agar serasa nikmat
Nikmati secawan kopi
Karya : Hari Untoro Dradjat
Judul : Menebar Angin Menuai Badai
Laut punya cerita
Badai memberi bencana
Lautan punya pantai nan indah
Badai menerjang terjang daratan Eropa.
Hembusan angin meniup gelombang
Air laut merebak menuju daratan
Banjir rob melanda perumahan
Airbah menyapu rumah warga.
Kalau laut punya kisah
Badai membawa peristiwa
Kalau kisah cinta tak sampai
Cerita tragis Romeo dan Juliet.
Kalau ada badai rumah tangga
Masuk rumah tanpa ketukan pintu
Kalau badai lewat jendela belakang
Rumah porak poranda disapu angin kencang.
Kalau badai menyerang
Samudera bergelombang
Pusaran angin puting menyerang
Siapa menabur angin dia menuai badai.
Karya : Gambuh R Basedo & Mawar Futida
Judul : Gebu Rindu
Ingin ku tulis puisi rindu paling gebu
Dari indah rekah bibir asmarayu
Ronce dalam hangat mesra cinta
Andai boleh ku pinta jangan lepas hingga
Ini jujurku berkata
Tanpa gejolak apa-apa
Begitu saja aku ingin bicara
Bila kelopak rindu berguguran
Sesekali punguti letakkan pada nurani cinta
Agar lunas ketika kau kecup kening hati
Mari cengkerama mesra
Dalam secangkir kopi hitam saja
Tersenyumlah bungah
Buang beban memberatkan
Kita bernyanyi lagu cinta paling biru
Mengemas segala prasangka tak tentu
Redam rasa ini
Meski di bilik paling rahsa rahsia
Biarkan binar cahya
Berkelindan di antara kita
Karya : Kidung Permata Lontar
Judul : Saat Kidung Luruh Sukma
Larut sepi terawang diri
Saat lamun berimaji
Jelma bermimpi
Ilusi
Rembulan
Malam menawan
Pijar lembara kasmaran
Gurat wajahmu sona tawan
Bibir gincu mengulum syahdu
Kala gumintang membelenggu
Melukis ambigu
Rindu
Merangas
Kasih berwelas
Jua warnai faras
Cantik dalam angan terbekas
Jejak cinta menepis setia
Pada rona menjingga
Menghujub permata
Anedia
Rejang
Melayang bayang
Luruh sambut kenang
Sukma menjeruji ritmis redang
Share This :
0 comments