Terimakasih telah berkunjung di blog amandajufrian. pada kesempatan ini Admin mencoba untuk membagikan puisi tentang " Rahasia Hati Dibalik Pelangi Dan Matahari "
Puisi merupakan hasil dari pemikiran seseorang yang mewakili perasaan, kemudian dituangkan ke dalam bentuk karya tulis ataupun lisan.
Dengan menggunakan improvisasi gaya bahasa yang indah dan gerak tubuh si pembaca, agar dapat menyentuh hati dan emosi para pendengar.
Judul : Matahari
Karya : Ahmad
Mentari masih menatap fajar
Rembulan sabar kawankan malam
Angin masih membawa awan
Keinginan terus berpacu
Diriku tinggalkan asa dan harapan
Asaku pada Tuhanku
Beban berat di punggung
Kian bertambah berat
Hanya harapan kekuatanku
Ampunan dan harapan
Hanya pada Tuhanku
JUDUL : LURUH LETIH
Karya : Ahmad
Aku menilai letihmu
Kamu menilai letihku
Lalu kita berpunggungan
Memberi kesempatan pada waktu
untuk meluruhkan letih
kita
Tak ada suara
Apalagi gemeretak gerak
Dikepung hening
Dikekang diam
Dialog tanpa isyarat
Cinta tanpa syarat
Sejatinya sarat
Lantas kita menunggu apa?
Karena kita adalah siapa?
Aku meraba setiap sudut
Indera perasaku menjawab
Semua ada pada tempatnya
Tapi tunggu,
Sepersekian detik
Yang urung terdeteksi
Pada sebuah titik
Entah,
Tak ada parameter yang
mampu mengukur
Aku tersungkur
Peristiwa macam apa ini?
Haruskah aku bersyukur?
Atau sekedar terhibur?
Noktah itu digerakkan waktu
Sekecil debu
Sekecil atau sebesar itu
Tak sempat aku mengukurnya
Apalagi kedalamannya
Aku takut terperosok
Dalam gelap penasaran
Yang salah sasaran
Nyalakanlah
Menyalalah
Agar tak salah
Atau sekedar mengalah
Tanpa rasa bersalah
Judul : Pelangi
Karya : Ahmad
Pelangi sinari semua orang
Karena dia ingin melihat warna
Dan kita kan bawa semua padang bunga
Melihat jalanan cerah dengan musim semi
Membuat tempat kemana pecinta pergi
Bercinta seperti yang dilakukan para pecinta
Dan kita kan terbang kelangit
Dan kita memilih bintang
Dan bintang2 kitakan
Ceritkan pada seluruh dunia
Cinta yang kita punya ,diri kita
Cinta yang begitu manis
Cinta yang kita tahu begitu nyata
Bahwa cinta bukanlah mimpi
Namun abadi sepanjang masa
Karena cintamu ,dan cintaku yang kita beri
Tanpa memimpikan yang kita butuhkan
Dan cinta yang telah kita butuhkan
Kembali pada kita
Karena cintamu padaku
Bukan awal dan akhir
Cintamu dan cintaku adalah saat ini
Bagiku selamanya.
Judul : Rahasia Hati
Karya : Ahmad
Siang ku sudah berlalu
Hembusan angin membakar rindu
Aku temukan secercah cahaya indah
Penuh warna warni
Membentang di langit tinggi
Hai Pelangi,
Hadir mu seperti rembulan memberi cahaya terang
Seakan mata tak ingin berhenti memandang
Kau terlihat cantik dan anggun dalam balutan langit senja
Aku pun tak mampu menyentuh mu
Cukup memandang saja lukisan warna
warni indah mu
Pelangi senja,
Kau pancarkan warna warni ceria
Merah mu, membisikan kerinduan membara
Kuning mu, mengibarkan aura kisah cinta
Pesona alam menampakan keindahannya
Ciptaan yang Maha Kuasa
Ingin aku selalu menikmatinya
Namun tersadar semuanya takkan kekal
Senja akan menghilang bersama pelangi
Menghilang dengan warna warni indahnya
Malam akan segera menjemputnya
Dengan hitam pekatnya bertaburan bintang bintang
Semoga esok senja akan ada pelangi lagi
Sebagai pelipur lara hati
Tanda TUHAN mengasihi
Terima kasih untuk hujan malam ini
Judul : Butiran Doa
Karya : Ahmad
Butiran doa2
Telah lama
Dalam suasana ,hening malam
Bersama lantunan doa-doa
Menggema Mayapada
Sunyi yang restu
Tersingkap tabir malam
Panjang pendek qiroah mu
Menembus Arsy singganan-Nya
Oh malam
Sampaikan salamku pada-Nya
Riuh gemuruh
Setiap nada-nada dikehidupan terungkap
Dalam khusyuknya doa-doa
Judul : Lewat Mimpi
Karya : Mata Pena
Hujan turun seperti tiada lelah
Sore ini langit masih luka
Awan mendung sendu sembab basah
Jenuh menunggu tangisan reda
Cuaca seperti ini mengingat dikau
Jauh terhalang luas sebrang lautan
Ragamu disini hatimu di rantau
Terjebak rindu lama tak bertepian
Hanya gambarmu yang kupandangi
Tiada kabar angin teduh menghamipri
Biar ku pendam dalam lempitan hati
Berharap berjumpa meski lewat mimpi
Judul : Rindu
Karya : Edelweis
Hujan hadir perlahan
Udara dingin menembus dari celah _celah jendela
Percikan airnya senada berirama
Hujan belum juga reda
Secangkir kopi dan sepiring kerinduan
Menemani pagi yang dingin tak berkesudahan
Tanya dihati menanti sebuah jawaban
Samakah rindu yang kau rasakan ?
Biarlah pagi berlalu
Mentari belum lagi mau berpadu
Entah sampai kapan kumengingat tentang dirimu
Judul : Terjebak Nostalgia
Karya : Ungkapan Hati
Cerita kita mungkin sekedar masa lalu
Yg telah tertimpa oleh keadaan yg baru
Namun tak berarti hilang seiring waktu
Karena akan ada masa di mana hal itu menjadi rindu
Pernah aku berada di tempat itu
Bersamamu, sang tokoh yg saat itu mendampingi ku
Melangkah bersama menuju panggung harap semu
Yg tak terwujudkan meski begitu banyak nya mau
Aku tak bisa terus berpura
Jika rasa ini jelas masih bersisa
Masih ada pengharapan saat aku merasa
Jika masa itu akan hadir dan menjelma
Ku harap kau pun sama
Masih mengingat ku yg dulu pernah ada
Mengisi hari mu dengan berbagai hal yg tak terduga
Menemukan mu dalam waktu tanpa berpura
Meski kini aku tak lagi sendiri
Bahkan untuk berjalan pun jejak ku kini terikuti
Oleh berbagai macam alasan yg memiliki arti
Namun diri ini tak cukup mampu untuk membohongi
Bahwa aku merindukan mu saat ini
Meski itu tak mungkin bisa terjadi
Judul : Menunggu Bahagia
Karya : Ungkapan Hati
Bahagia
Entah dimana kau berada
Masih ku tunggu kedatangannya
Berharap suatu hari dia kan tiba
Mengulurkan tangannya
Untuk menjemputku dan membawa
Bahagia
yang menjadi pengharapan semua
Tentang apa saja
Yang menurutku tak perlu berpura
Sebuah kerinduan dalam diri
Yang merindu arti nyata
Menjadi sebuah keinginan untuk selalu ada
Aku dan dia adalah beda
Namun bertujuan sama
Mencapai arti bahagia yang entah dimana
Menghargai setiap proses
Yang terjadi dalam bergulirnya cara
Semoga dan semoga adalah permohonan dalam doa
Yg terpanjatkan dan terhaturkan kepadanya
Sebuah penerimaan semua
Atas apa yang tercipta
Dari ingin yang tersedia
Atau pun dari apapun
Yang kita rasa perlu untuk merasa
Judul : LARA WAKTU ITU
Karya : Ary bBdiharto
Saat aku tak tau kau sedang berada
entah dimana
Juga di saat engkau bersama entah
dengan siapa
Petang yang hening pun buncah di
dadaku begitu gaduh
Sedang aku membasuh muka dengan
airmata yang luruh
Dan malam ini
Jarak nan membentang justru
terasa kian panjang
Namun seakan ia menjelaskan
sebuah titik terang
Apa yang sebenarnya engkau ingin
dari ku, Sayang
Atau engkau hanya sekedar angin
untuk ku, Sayang
Wahai gerimis
Dekap mesra isak ku dan biarkan
lirih ku menangis
Karena panas terik di hati ini sungguh
terlalu sadis
Biarlah duka senyumku luntur bersama
derai hujan
Agar luka rasa kesepianku tak lagii
menjadi renungan
Judul : Tentang Rindu
Karya : Dien S
Seandainya kau tau
apa yang ada dalam hati ku
betapa hati ini seakan di penuhi
seribu angan angan
Tentang dirumu
Aku tau dunia ku tak seindah dunia mu
ku sadar hanyalah sebuah impian
Dan hanyalah sebuah imajinasi ku
Namun bagai mimpi yang tak pernah
Datang dalam kenyataan
Sejuta kali harapan hanyalah
Sebatas senja yang indah
Hanya dalam pandangan
Lalau hilang di telan
Oleh gelapnya malam
Harapan yang ku impikan
Mungkin kah jadi kenyataan
Rasa nya bagai duri
Menyayat hati
Seperi pisau mengiris hati
Betapa rindu nya
Betapa tersiksanya pikiran
Tatkala kau selalu ada
Di dalam benak ku
Bagai langit dan hujan
Kau selalu membiru
Aku selalu jatuh berceceran
Mungkin kah hujan
AKan selalu dalam awan
Itu lah rasa rindu ku padamu
Kau selalu mempesona dalam tatapan
Sedangkan aku bagai sampah
Yang berserakan
Namun ku kan selalu semangat
Untuk meraih mimpi di langit yang tinggi
Judul : Senja
Karya : Puisi Pendek
Rasa ingin ku pergi ke hati mu
Dan berlama lama di sana
Menikmati waktu dan warna senja
Bersama mengulang cerita kita
Tentang kesetiaan
Yang pernah tercipta
Antara sang camar dan gerimis
Rasa itu ku tepis
karena tidak mungkin waktu terulang kembali
Kecewa ?
Tidak, hanya terkadang
rasa mengalahkan pikiran
hingga ciptakan gerimis di tepian mata
Ah aku terlalu naif rasanya
Bila aku Mengatakan
"engkau telah terkubur dengan setumpuk kisah kita"
Melupakan mu?
Kesulitan itu treasa melewati
Hamparan hujan tanpa harus basah
Iya,
Maka kerap ku gubah
Sajak senja menjadi simponi
Di sudut hati
Dalam Rindu ini
Judul : DOAKU DI BAIT PUISI
Karya : Ramlan Bangka
Rinai hujan tak mampu membasuh rindu
Gelapnya malam
Menambah kecemasan hati
Wahai sang angin malam
Terbangkanlah rasa rindu
Yang berpadu rasa kecemasan hati ini
Hanya buat si dia yang kucinta
Wahai sang rembulan malam
Janganlah bersembunyi dibalik tirai malam ini
Sinari lah jiwa dan raganya disana
Setangkup asaku
Semoga terjamah
Diujung penantian ini
Walaupun terbentang mendung kelabu
Merintangi hasrat hatiku
Bila mungkin gubahan rindu terlarang
Akan ku hiasi syair cinta yang suci
Yang terbias dari hati ini
Setulus hati semurni cinta
Selama ini hanya menari indah dibait puisi ini
Namun malam ini aku tembangkan
Sajak cinta berpadu doa hanya untuk mu
Semoga menjelma dibalik tirai hati
Dan menjadi obat penawar rindu untukmu
Hanya doa dibait puisi ini
Semoga kita bisa bersua
Walau hanya sebatas igauan semata
Namun bila ditakdirkan
Akan ku tembangkan
Sajak rindu bernada kasih dan sayang
Karena doa hanya meminta
Namun semua itu bukan lah sandiwara cinta
Semoga asa terlaksana
Walau hanya sebatas rangkain kata
Judul : HARAP HATI
Karya : Sang Weda
Mengapa tiap malam aku gelisah
Menanti kisah yang selalu singgah
Bayangkan tatapan netra menggoda
Dalam sunyi angin suarakan rindu penuh makna
Kenapa pergi membawa perih
Bersama mimpi-mimpi sedih
Karena kanvas tak mungkin melukis langit senja
Hanya pias saat kecewa meraja
Kemaslah butir-butir lara segera
Walau asa terhempas dalam duka
Janji manis terlukis hanya ilusi
Menghias hati, lirih mengiris
Kutinggalkan harap pada awan kelam
Biar lenyap semua keindahan tanpa sesal
Meskipun rasa jatuh dan luruh ditelan hujan
Semoga kelak bahagia bukan coretan angan
Judul : PEREMPUAN PUISI
Karya : Pelukis Hati
Bahasa puisi, adalah tentangmu
Yang datang lantas pergi menghilang
Malam ini, sungguh aku merindu
Tarian pena dari jemari lentik miliknya
Mengusik segala yang mati
Dan memberi nyawa pada puisi
Beralaskan majas-majas indah
Menyentuh hingga palung terdalam jiwa
Perempuan puisi
Sejujurnya, sunyi ini mencarimu
Kapan kita sejalan lagi
Mengusik diamnya langit, awan mendung
Dan rintik hujan hingga ujung ilalang?
Selayak senyumanmu
Yang terkadang membuatku cemburu
Sebab kau lebih memilih puisi
Dari pada aku yang katanya kaucintai
Lihatlah,
Malam ini aku tertatih menggeliatkan pena
Aksaraku mati di tumpukan sepi
Inginku menuliskan rindu
Tapi tak mungkin kau tau
Sebab sunyi kini telah menjadi
Peraduan nyamanmu
Sedang aku bagai pertapa
Yang selalu gagal mengucap mantra
Hingga sunyi menimbuniku
Dengan tumpukan rindu darimu
Sejujurnya, aku ingin berdamai dengannya
Lalu perlahan membenam rasa ini
Dan menulis bait rindu untukku sendiri.
Aku ingin sepertimu
Berdamai dengan sunyi
Menguntai bait rindu untukmu sendiri
0 comments